TENTANG EDELWEISS DAN MENGAPA JADI KONTROVERSI..



Mendaki gunung merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan bagi sebagian orang. Tidak mudah untuk mencapai puncak gunung dengan rintangan dan jalur yang sangat menanjak. Namun, salah satu hal terbaik yang dapat dinikmati oleh para pendaki adalah pemandangan padang Edelweiss , bunga yang (konon) abadi dan hanya dapat tumbuh di dataran dengan tinggi 1600 s/d 3.500 m diatas permukaan laut.

Akhir-akhir ini banyak menjadi viral mengenai bunga edelweiss yang diposting oleh para netizen yang sedang mendaki , sampai puncak gunung dan berfoto dengan bunga Edelweiss.

Sebenarnya tidak akan jadi masalah apabila hanya sekedar berfoto tanpa memetik bunga tersebut. Namun sayangnya lambang jempol di media sosial dianggap lebih penting dari keberadaan bunga tersebut.

adapun yang menjadikan hal ini begitu penting dikarenakan 

#1 Setiap tahun luas areal edelweiss di berbagai lokasi semakin berkurang

#2 Edelweiss diberi julukan bunga abadi secara sepihak, sehingga bunga edelweiss dianggap sebagai lambang cinta abadi. Hal ini membuat bunga edelweiss semakin diburu oleh banyak orang

#3 Dahulu masih banyak pos pendakian yang merazia tas carrier pendaki, gunanya untuk menemukan bunga edelweis di dalam carrier, untuk kemudian dikembalikan kembali ke lokasi semula oleh pendaki yang ketahuan tersebut. Sekarang sepertinya sudah mulai jarang pos pendakian yang memberlakukan kembali hal tersebut.

#4 Di tengah ancaman kepunahan bunga edelweis, lambat laun mitos tentang bunga ini adalah bukti cinta sejati mulai luntur. Namun masih ada beberapa pendaki yang gagap dalam menanggapi mitos ini.


Padang Edelweiss gunung bromo

Namun sebenarnya ada sedikit fakta yang salah kaprah diantara para pendaki dan penikmat bunga Edelweiss

#  Bunga Edelweis di luar negeri yang dianggap sebagai bunga abadi adalah bunga Leontopodium Alpinum yang disebut sebagai edelweis. Sedangkan edelweis Indonesia adalah Anaphalis Javanica

Leontopodium Alpinum yang disebut sebagai edelweis hanya tumbuh di pegunungan Alphen

# Di beberapa dataran tinggi diperjualbelikan bunga edelweiss (dalam keadaan hidup) seperti di dataran dieng, 
bunga edelweis tersebut adalah hasil budidaya petani edelweis. Warna yang beraneka ragam selain warna putih kecoklatan adalah hasil pewarnaan buatan. Bunga hasil budidaya akan telihat lebih gemuk dan subur daripada edelweis di alam bebas.


# Beberapa pendaki tidak dapat membedekan bunga edelweiss yang hasil budidaya dan yang dilindungi sehingga menganggap bunga tersebut wajat untuk dipetik

# Warga setempat juga banyak yang belum memahami bahwa bunga edelweiss ini terancam punah (seperti di bromo-tengger) sehingga banyak yang memperjualbelikan bunga ini .

Edelweiss diperjual belikan tanpa tahu bahwa bunga ini terancam punah

Jadi, sebagai pendaki maupun traveller sudah sewajarnya ikut menjaga ekosistem alam yang kita lalui. Suatu saat mungkin kita akan kembali ke tempat itu dan berharap bahwa semua masih dalam keadaan baik dan tidak terusak.



*Foto diambil dari berbagai sumber